Mungkin kita sudah sering mendengar istilah ini. Futur sebagaimana yang saya tuliskan pada judul tulisan ini. Futur
diartikan sebagai kondisi dimana seseorang berhenti atau terputus dari kegiatan
yang biasanya dilakukan dengan semangat. Biasanya digunakan untuk menyebut
seseorang yang tiba-tiba berubah malas dalam menjalankan ibadah, setelah
sebelumnya rajin.
Setelah membaca sebuah catatan berjudul “Terapi Mental
Aktifis Harakah”, sempat sedikit tersentak. Begitu mengetahui bahwa beberapa
sebab Futur diantaranya adalah tubuh yang kemasukan makanan haram atau subhat.
Astagfirullah, sudah berapa lama dan berapa banyak makanan
dan minuman masuk dalam tubuh ini yang tidak halal dan tidak baik. Tiba-tiba
perasaan hina begitu menguasai diri ini. Sedangkan Allah telah memerintahkan
kepada kita untuk memakan makanan yang halal dan baik. Sebagaimana firman-Nya :
“Maka makanlah yang
halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah
nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. An-Nahl:
114)
Ya Allah, apakah kemalasan diri dalam beribadah ini
dikarenakan makanan dan minuman yang tidak jelas kehalalannya telah banyak
masuk dalam tubuh ini? jika benar itu sebabnya, maka percepatlah ampunan bagi
hamba yang lemah ini.
Selain perintah memakan makanan yang halal, kita juga diperintah
untuk mencari yang baik. Dalam hal ini, baik berarti tidak menyebabkan
kemadharatan bagi diri sendiri. Sehingga makanan tersebut dapat memberi manfaat
untuk tubuh.
Jika dalam cacatan “Terapi Mental Aktifis harakah” juga
disebutkan bahwa beberapa penyebab Futur adalah terputusnya hubungan komunikasi
dengan jamaah. Maka lengkaplah sudah, dan tentu akan semakin parah penyakit
Futur ini.
Namun saya merasa sedikit lega karena dalam catatan tersebut
juga terdapat langkah-langkah untuk mengobati penyakit hati yang satu ini. Diantara
langkah-langkah itu adalah dengan menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan dosa
baik besar maupun kecil. Tentunya dengan menjauhi makanan-makanan yang tidak
jelas kehalalannya.
Langkah lainnya adalah dengan memperbanyak amalan baik di
siang hari maupun malam hari. Menjauhkan diri dari sifat berlebihan dalam
beragama. Serta kembali bergabung dengan jamaah dan tidak memisahkan diri dari
jamaah.
Semoga kita segera terbebas dari penyakit hati yang satu
ini. Dan semoga semangat dalam beramal ini tidak lagi terang redup. Tapi akan
tetap dalam keistiqomahan. Amiin.
No comments:
Post a Comment