PPCBlogger

Bebas Bayar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online
Showing posts with label One Day One Hadith. Show all posts
Showing posts with label One Day One Hadith. Show all posts

Keutamaan Orang yang Difahamkan Agama


Diriwayatkan dari Aisyah Radhiallahu Anha :

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ  (مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِى ، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللَّهِ)

“Haddatsanaa Sa’id bin ‘Ufair ia berkata, haddatsanaa Ibnu Wahhab dari Yunus dari Ibnu Syihaab ia berkata, Humaid bin Abdur Rokhman berkata, aku mendengar Muawiyah berkhutbah dan berkata : ‘aku mendengar Nabi bersabda’ : “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka akan dipahamkan agamanya. Aku hanyalah pembagi, sedangkan Allah  yang memberi. Senantiasa umat ini tegak diatas perintah Allah , tidak akan membahayakan orang-orang yang menyelisihi mereka, sampai datang perintah Allah”. [HR. Bukhari dan Imam Muslim]

Pelajaran yang terdapat dalam hadits :

1.      Orang yang difahamkan agamanya, adalah orang yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta'ala akan kebaikan. Mafhum mukholafah (pemahaman kebalikan) dari hadits ini adalah bahwa orang yang tidak paham agamanya, maka adalah orang-orang yang tidak dikehendaki kebaikan.
2.      Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya, sehingga Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin, pada pembahasan “Keutamaan Ilmu” mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama.
Imam an-Nawawi berkata : “Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu.”
3.      Salah satu ciri utama orang yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta’ala  adalah dengan orang tersebut berusaha mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama Islam.
4.      Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Ta’ala.
5.      Yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang mewariskan amalan shalih, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan amalan shalih bukanlah merupakan ciri kebaikan.
6.      Memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam  dengan benar merupakan penuntun bagi manusia untuk mencapai derajat taqwa kepada Allah Ta’ala.
7.      Rasulullah hanya membagikan/mengajarkan ilmu yang beliau dapatkan dari Rabbnya, sebagaimana para Nabi mewariskan kepada umatnya ilmu.
8.      Rasulullah mengabarkan bahwa akan tetap ada sekelompok kecil dari umatnya yang tetap berpegang dengan agama ini hingga akhir zaman.

Demikian kutipan one day one hadist hari ini, semoga bisa memberi tambahan ilmu dan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam.

Wallahu A'lam Bishawab

Doa Malaikat Untuk Orang Yang Duduk Di Masjid Setelah Shalat

Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu Anhu :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلاَّهُ الَّذِي صَلَّى فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَقُولُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ.

Dari Abu Hurairah : Bahwa Rasulullah sholallahu alaihi wassalam bersabda : Para malaikat senantiasa mendoakan salah seorang dari kalian selama ia masih di tempat ia shalat dan belum berhadas. Malaikat berkata: Ya Allah ampunilah dia, ya Allah rahmatilah dia.

Sahih al-Bukhori : 426

Pesan :
Keutamaan shalat di masjid, malaikat mendoakan orang tersebut selama ia belum beranjak dari tempatnya dan belum berhadas, karena itu setelah anda menunaikan shalat, alangkah baiknya jika tidak segera pergi dan meluangkan waktu untuk menetap di masjid, membaca al-Quran, berzikir mengingat Allah, dan berdoa kepada-Nya.

Demikian kutipan one day one hadist hari ini, semoga bisa memberi tambahan ilmu dan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam.

Wallahu A'lam Bishawab

Hakekat Kesombongan


Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud  Radhiallahu Anhu :

عن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : "Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim no. 91)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist : 

1- An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam)

2- Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap al haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist di atas dalam sabda beliau, “Sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”. Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling darinya serta tidak mau menerimanya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin, cet Daar Ibnu Haitsam)

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1- Sebagian salaf menjelaskan bahwa dosa pertama kali yang muncul kepada Allah adalah kesombongan.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لأَدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الكَافِرِينَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur (sombong) dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir“ (QS. Al Baqarah:34)

2- Sikap seorang muslim terhadap setiap kebenaran adalah menerimanya secara penuh.

وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al-Ahzab: 36)

3- Sikap seorang muslim tidak boleh meremehkan yang lain.

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Demikian kutipan one day one hadist hari ini, semoga bisa memberi tambahan ilmu dan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam.

Wallahu A'lam Bishawab

Puasa Asyura 10 Muharram



Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhu :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ. هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى. قَالَ : فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Dari Ibn Abbas ra, dia berkata: Nabi sholallahu alaihi wassalam datang ke Madinah, lalu beliau melihat orang-orang Yahudi melaksanakan puasa hari Asyura, lalu beliau bertanya: Kenapa kalian mengerjakan ini? Mereka menjawab: Ini adalah hari baik, hari ketika Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka lalu Nabi Musa menjadikannya sebagai hari berpuasa. Maka beliau bersabda: Aku lebih berhak dari kalian terhadap Musa. Maka beliau berpuasa di hari itu dan memerintahkan untuk berpuasa.

Sahih al-Bukhori:1865

Pesan dari hadits ini adalah :
Puasa Asyura adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Pada  zaman Rasulullah orang-orang Yahudi berpuasa di hari itu karena ia merupakan hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Mendengar hal tersebut Rasulullah mengatakan bahwa beliau lebih berhak terhadap Nabi Musa dari pada orang-orang Yahudi. Kemudian Beliau melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan umat Islam untuk berpuasa di hari itu juga, beliau juga memerintahkan agar umat Islam menyelisihi orang Yahudi, puasa Asyura didahului dengan puasa satu hari sebelumnya, yaitu tanggal 9 Muharram.

Demikian kutipan one day one hadist hari ini, semoga bisa memberi tambahan ilmu dan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam.

Wallahu A'lam Bishawab

FITNAH


Diriwayatkan dari Ayyasy bin AL Walid :


حَدَّثَنَا عَيَّاشُ بْنُ الْوَلِيدِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّمَ هُوَ قَالَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ
وَقَالَ شُعَيْبٌ وَيُونُسُ وَاللَّيْثُ وَابْنُ أَخِي الزُّهْرِيِّ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami ‘Ayyasy bin Al Walid Telah mengabarkan kepada kami ‘Abdul A’la telah menceritakan kepada kami Ma’mar dari Az Zuhri dari Sa’id dari Abu Hurairah dari Nabi   bersabda (tentang tanda-tanda kiamat); “Jaman terasa ringkas, amal shalih berkurang, kebakhilan merajalela, fitnah  dinyatakan secara terang-terangan, dan banyak al haraj.” Para sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, apa maksud istilah al haraj? ‘ Nabi menjawab “Pembunuhan-pembunuhan.” Sedang Syu’aib, Yunus, dan Al Laits, serta anak Saudaraku, Az Zuhri, mengatakan dari Az Zuhri dari Humaid dari Abu Hurairah dari Nabi. (HR. Bukhari no  6537)

Dalam redaksi hadist yang pendek Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dan mengulangi sabdanya sampai tiga kali,

إن السعيد لمن جُنِّبَ الفتن

"Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah-fitnah.”

Menurut KBBI, fit-nah (n) perkataan bohong atau tanpa berBijaksana kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik dan merugikan kehormatan orang)

Kata “fitnah“ ,bahasa Arabnya fitnah adalah  (namimah) نَمِيْمَة. Selanjutnya cari kata “namimah” dalam kamus Arab-Indonesia, Anda akan terkejut bahwa namimah dalam bahasa Arab merupakan padanan untuk kata “tuduhan” dalam bahasa Indonesia.
Fitnah itu hukumnya sangat berat, lebih berat daripada ketidaktaatan atau dosa besar. Sebab fitnah itu sendiri berbahaya, berikut ini beberapa dampak buruk  fitnah

1.       Menimbulkan kesengsaraan
Oleh sebab berita yang disebarkan tidaklah benar, fitnah sangat merugikan terutama bagi orang yang difitnah dan bisa jadi harga dirinya hancur di mata masyarakat dan menjadi bahan cemoohan. Sedangkan bagi yang memfitnah sendiri tidak akan lagi bisa dipercaya dan setiap orang pasti akan menjauhinya.

2.       Menimbulkan keresahan
Oleh sebab fitnah yang disebarkan masyarkat jadi tidak tenang karena takut. Misalnya, ada yang difitnah menjadi pencuri, pastinya orang akan takut jika suatu saat mereka akan jadi korban.

3.       Memecah kebersamaan dan tali silaturrahmi.
Satu fitnah bisa menghancurkan satu bangsa karena satu fitnah saja bisa menimbulkan berbagai masalah yang akhirnya bisa menjadi seperti lingkaran setan (masalah yang tiada akhir).

4.       Dapat mencelakai orang lain.
Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan, pada kenyataannya itu memang benar. Fitnah umumnya dilatarbelakangi ketidaksukaan atau kebenciaan terhadap orang lain, tidak menutup kemungkinan turut membangkitkan niatan jahat berbuat kriminal yang dapat mencelakai orang lain.

5.       Fitnah merugikan orang lain
Sudah sangat jelas bahwa fitnah banyak memberikan korbannya kerugian, mulai dari fisik, psikis, sampai harta benda dan keluarga. Yang paling menyakitkan adalah hancurnya harga diri karena pada dasarnya setiap manusia pasti ingin dihargai di mata manusia lainnya.

6.       Ciri-ciri orang munafik yakni; bicaranya dusta, ketika diberi kepercayaan (amanah) justru mengkhianatinya, dan melanggar janji.

7.       Fitnah merupakan salah satu dosa besar yang menjadi penghalang seorang Muslim masuk surga. Akibat dari perbuatan fitnah sendiri akan menjadi tanggungannya seumur hidup yang apabila tidak segera bertaubat maka neraka lah ancamannya

Perumpamaan Fitnah adalah sebagaimana kisah berikut ini
Dikisahkan, ada seorang pedagang yang kaya raya dan berpengaruh di kalangan masyarakat. Kegiatannya berdagang mengharuskan dia sering keluar kota. Suatu saat, karena pergaulan yang salah, dia mulai berjudi dan bertaruh.

Mula-mula kecil-kecilan, tetapi karena tidak dapat menahan nafsu untuk menang dan mengembalikan kekalahannya, si pedagang semakin gelap mata, dan akhirnya uang hasil jerih payahnya selama ini banyak terkuras di meja judi.

Istri dan anak-anaknya terlantar dan mereka jatuh miskin. Orang luar tidak ada yang tahu tentang kebiasaannya berjudi, maka untuk menutupi hal tersebut, dia mulai menyebar fitnah, bahwa kebangkrutannya karena orang kepercayaan, sahabatnya, mengkhianati dia dan menggelapkan banyak uangnya.

Kabar itu semakin hari semakin menyebar, sehingga sahabat yang setia itu, jatuh sakit. Mereka sekeluarga sangat menderita, disorot dengan pandangan curiga oleh masyarakat disekitarnya dan dikucilkan dari pergaulan.

Si pedagang tidak pernah mengira, dampak perbuatannya demikian buruk. Dia bergegas datang menengok sekaligus memohon maaf kepada si sahabat "Sobat. Aku mengaku salah! Tidak seharusnya aku menimpakan perbuatan burukku dengan menyebar fitnah kepadamu. Sungguh, aku menyesal dan minta maaf. Apakah ada yang bisa aku kerjakan untuk menebus kesalahan yang telah kuperbuat?"

Dengan kondisi yang semakin lemah, si sahabat berkata, "Ada dua permintaanku. Pertama, tolong ambillah bantal dan bawalah ke atap rumah. Sesampainya di sana, ambillah kapas dari dalam bantal dan sebarkan keluar sedikit demi sedikit ".

Walaupun tidak mengerti apa arti permintaan yang aneh itu, demi menebus dosa, segera dilaksanakan permintaan tersebut. Setelah kapas habis di sebar, dia kembali menemui laki-laki yang sekarat itu.

"Permintaanmu telah aku lakukan, apa permintaanmu yang kedua?" "Sekarang, kumpulkan kapas-kapas yang telah kau sebarkan tadi", kata si sahabat dengan suara yang semakin lemah. Si pedagang terdiam sejenak dan menjawab dengan sedih, "Maaf sobat, aku tidak sanggup mengabulkan permintaanmu ini. Kapas-kapas telah menyebar kemana-mana, tidak mungkin bisa dikumpulkan lagi".

"Begitu juga dengan berita bohong yang telah kau sebarkan, berita itu
takkan berakhir hanya dengan permintaan maaf dan penyesalanmu saja"
kata si sakit.

"Aku tahu, engkau sungguh sahabat sejatiku. Walaupun aku telah berbuat salah yang begitu besar tetapi engkau tetap mau memberi pelajaran yang sangat berharga bagi diriku. Aku bersumpah, akan berusaha semampuku untuk memperbaiki kerusakan yang telah kuperbuat, sekali lagi maafkan aku dan terima kasih sobat".

Dengan suara terbata-bata dan berlinang air mata, dipeluklah sahabatnya.

Terkadang kita melakukan bohong dalam hidup kita untuk menghindarkan kita dari masalah, lebih lagi kita melakukan fitnah agar kita dapat selamat. Namun fitnah adalah buruk, karena fitnah artinya kita jadi menyalahkan orang lain yang sbenarnya tidak dilakukan oleh orang tersebut.
Karena fitnah, kita tidak bisa melihat dengan jelas akibat di belakangnya, terkadang hanya untuk menyelamatkan diri sendiri, maka teman, sahabat, orang yang berarti bagi kita dapat dikorbankan.

Sebelum penyesalan terjadi, hendaknya kita berhenti untuk memfitnah. Terdapat doa dalam Al Quran sebagai benteng terhindar dari fitnah

رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَ اغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ العَزِيْزُ الحَكِيْمُ
Ya Rabb, janganlah Engkau jadikan kami fitnah bagi orang-orang kafir. Ampunilah kami. Sungguh Engkau Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Mumtahanah: 5).

Demikian kutipan one day one hadist hari ini, semoga bisa memberi tambahan ilmu dan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam.

Wallahu A'lam Bishawab