Diriwayatkan dari Aisyah Radhiallahu Anha :
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ
حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ حُمَيْدُ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ
النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ (مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ
فِى الدِّينِ ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِى ، وَلَنْ تَزَالَ
هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ
خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللَّهِ)
“Haddatsanaa Sa’id bin ‘Ufair ia
berkata, haddatsanaa Ibnu Wahhab dari Yunus dari Ibnu Syihaab ia berkata,
Humaid bin Abdur Rokhman berkata, aku mendengar Muawiyah berkhutbah dan berkata
: ‘aku mendengar Nabi bersabda’ :
“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan, maka akan dipahamkan agamanya. Aku
hanyalah pembagi, sedangkan Allah yang
memberi. Senantiasa umat ini tegak diatas perintah Allah , tidak akan
membahayakan orang-orang yang menyelisihi mereka, sampai datang perintah Allah”.
[HR. Bukhari dan Imam Muslim]
Pelajaran yang terdapat dalam hadits :
1.
Orang yang difahamkan
agamanya, adalah orang yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta'ala akan
kebaikan. Mafhum mukholafah (pemahaman kebalikan) dari hadits ini adalah bahwa
orang yang tidak paham agamanya, maka adalah orang-orang yang tidak dikehendaki
kebaikan.
2.
Hadits yang mulia ini
menunjukkan agungnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang
yang mempelajarinya, sehingga Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin,
pada pembahasan “Keutamaan Ilmu” mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang
pertama.
Imam an-Nawawi
berkata : “Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan
mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu.”
3.
Salah satu ciri utama orang
yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta’ala adalah dengan orang tersebut berusaha
mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam agama Islam.
4.
Orang yang tidak memiliki
keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan
kebaikan dari Allah Ta’ala.
5.
Yang dimaksud dengan
pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum
agama yang mewariskan amalan shalih, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan
amalan shalih bukanlah merupakan ciri kebaikan.
6.
Memahami petunjuk Allah
Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar merupakan penuntun bagi manusia
untuk mencapai derajat taqwa kepada Allah Ta’ala.
7.
Rasulullah hanya
membagikan/mengajarkan ilmu yang beliau dapatkan dari Rabbnya, sebagaimana para
Nabi mewariskan kepada umatnya ilmu.
8.
Rasulullah mengabarkan
bahwa akan tetap ada sekelompok kecil dari umatnya yang tetap berpegang dengan
agama ini hingga akhir zaman.
Demikian kutipan one day one hadist hari ini, semoga bisa
memberi tambahan ilmu dan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam.
Wallahu A'lam Bishawab
Wallahu A'lam Bishawab
No comments:
Post a Comment