Diriwayatkan
dari Abu Abdillah :
عن
أبي عبد الله، ويقال: أَبُو عبد الرحمن ثوبان- مولى رَسُول الله صلى الله عليه
وسلم رضي الله عنه، قَالَ: سَمِعْتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ:
((عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ؛ فَإِنَّكَ لَنْ تَسْجُدَ للهِ سَجْدَةً إلا
رَفَعَكَ اللهُ بِهَا دَرجَةً، وَحَطَّ عَنكَ بِهَا خَطِيئةً)). (رواه مسلم).
Dari Abu Abdillah, juga dikatakan dengan nama Abu Abdir
Rahman yaitu Tsauban, hamba sahaya Rasulullah s.a.w. r.a., katanya: "Saya
mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau memperbanyak
bersujud, sebab sesungguhnya engkau tidaklah bersujud kepada Allah sekali
sujud. melainkan dengannya itu Allah mengangkatmu sedarjat dan dengannya pula
Allah menghapuskan satu kesalahan dari dirimu." (Hadist Riwayat Muslim)
Pelajaran yang terdapat dalam hadits tersebut:
1. Semangat
para sahabat dan tabi’in dalam kebaikan. Buktinya adalah mereka selalu bertanya
pada hal yang bermanfaat bagi akhirat mereka serta hal yang dapat mendekatkan
diri mereka pada Allah dan dapat meraih ridho-Nya. Juga yang mereka tanyakan
adalah yang dapat menjauhkan dari sebab murka Allah.
2. Hadits
di atas menunjukkan keutamaan (fadhilah) memperbanyak shalat khususnya shalat
sunnah. Itulah maksud memperbanyak sujud. Allah akan mengangkat sederajat
dengannya dan menhapus satu kesalahan.
3. Kurang tepat jika dimaksudkan dengan hadits
ini adalah memperbanyak sujud-sujud lainnya di luar shalat seperti keyakinan
sebagian orang yang melazimkan sujud syukur setiap kali selesai shalat
sebagaimana yang sering kita saksikan. Seperti ini tidak ada dasarnya. Karena
jika sujud semacam itu baik, tentu para sahabat lebih mendahului kita dalam
melakukannya. Wallahu a’lam.
4. Hadits
ini menunjukkan keutamaan sujud karena sujud merupakan amalan yang menampakkan
tingginya ketundukan seseorang pada Allah. Ketika sujud, hamba meletakkan
anggota tubuhnya yang paling mulia ke tanah untuk dihadapkan pada Allah, Rabb
semesta alam.
5. Tidak boleh bagi seorang pun bersujud pada
yang lainnya (selain Allah) karena sujud adalah hak Allah Ta’ala, sehingga
seorang hamba harus menujukannya pada Allah semata. Walaupun dalam syari’at
sebelum syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dibolehkan untuk
sujud pada makhluk sebagai bentuk hormat (bukan sujud ibadah) sebagaimana sujud
ayah Yusuf dan saudara-saudaranya ketika menemui Nabi Yusuf.
6. Sujud
kepada berhala dan kubur orang sholeh merupakan perbuatan syirik akbar
(besar) yang mengeluarkan seseorang dari
Islam. Semoga kita dilindungi Allah dari perbuatan syirik semacam itu.
7. Tidaklah disebut sujud kecuali jika
seseorang bersujud dengan menempelkan tujuh anggota tubuhnya (ke tanah), yaitu
dahi dan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua kaki. Jika
seseorang tidak meletakkan tujuh anggota tadi pada tanah semisal kedua kakinya
diangkat sampai selesai sujud, maka sujudnya tidak sah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku perintahkan untuk sujud pada tujuh tulang …”.
(HR. Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490)
Demikian kutipan one day one hadist hari ini, semoga bisa
memberi tambahan ilmu dan pemahaman kita dalam menjalankan ajaran Islam.
Wallahu A'lam Bishawab
No comments:
Post a Comment