مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ
حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ
وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
”Perumpamaan (nafkah
yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah,
adalah serupa engan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki,
dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui”. (QS. Al-Baqarah :
261)

Bahkan kalau dimakan binatang sekalipun, tetaplah
mendapatkan pahala, seperti dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari, “Dan pahala dari kebaikan yang kita lakukan itu
bisa berlipat ganda. Mulai dari sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali
lipat”. Seperti yang diterangkan Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 261 di
atas.
Menyenangkan diri sendiri belum tentu bahagia
Selama ini kita beranggapan bahwa kalau ingin membahagiakan
diri sendiri, maka kita berusaha untuk semaksimal mungkin menyenangkan diri
kita sendiri. Ternyata kita keliru dengan cara berfikir seperti itu. Karena sebetulnya
kebahagiaan yang kita dapatkan dengan menyenangkan diri sendiri adalah
kebahagiaan yang semu. Kebahagiaan yang kita peroleh hanya bisa kita rasakan
didunia saja.
Padahal, kebahagiaan yang hakiki adalah kebahagiaan yang
akan kita rasakan baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana doa yang
diajarkan Allah dalam al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 201, yang artinya
“Ya Tuhan kami,
berilah kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan peliharalah
kami dari dsiksa api neraka”.
Kalau kita baca dalam al-Quran terjemahan Departemen Agama, terdapat
keterangan bahwa inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim. Artinya doa
yang baik atau keinginan yang baik itu adalah yang mengharapkan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Karena tujuan akhir hidup kita adalah kampong akhirat. Bahkan
akhirat jauh lebih penting dari pada dunia seisinya. Sebagaimana firman Allah
dalam surat ad-Duha ayat 4, “Dan akhirat
itu lebih baik bagimu dari pada dunia”.
Senangkan orang lain agar bahagia dunia akhirat
Cara termudah untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat adalah dengan menyenangkan atau membahagiakan orang lain. Sebagai perbandingan
adalah ketika belanja baju untuk dipakai sendiri, maka kebahagiaan itu hanya
akan kita rasakan sendiri, dan tidak akan sampai di akhirat. Sedangkan ketika kita
belanja pakaian untuk diberikan kepada orang lain (fakir miskin) maka kita akan
merasakan kebahagian yang lebih mendalam, baik di bunia hingga ke akhirat. Di dunia
kita akan mulai bahagia ketika orang yang kita beri mendoakan kita. Ucapan terima
kasih dan doa itulah yang akan sangat membahagiakan kita hingga di akhirat. “Terima
kasih atas pemberiannya, semoga rezkimu dilapangkan Allah, diberkahi umur dan
keluargamu diberikan sakinah, mawaddah warrahmah, serta diberikan anak-anak
yang sholeh dan sholehah”. Yakinlah, bahwa doa orang miskin itu diijabah Allah
SWT.
Dan di akhirat kita pasti juga akan bahagia, karena Allah
sendiri yang telah menjamin kita akan bahagia, dengan memberinya balasan masuk surge-Nya,
sebagiamana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 133-134 :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ
الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan”.
Jadi, ketika kita menyenangkan orang lain (miskin) dengan
berinfaq kepadanya, baik dalam keadaan lapang maupun sempit, maka tetaplah akan
mendapatkan surge-Nya Allah, sebagaimana yang dijanjikan dalam ayat tersebut di
atas.
Janji Allah dan Rasul-Nya bagi hamba yang berbuat baik
Banyak sekali janji-janji Allah kepada orang-orang yang
senang berbuat baik, antara lain :
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى
التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“……….dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”.
(QS. Al-Baqarah : 195)
إِنَّ رَحْمَةَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ
“Sesungguhnya rahmat
Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-A’raf : 56)
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
“Tidak ada balasan
kebaikan kecuali kebaikan (pula)”. ( QS. Ar-Rahman : 60)
Selain dari ayat-ayat di atas, masih banyak lagi
firman-firman Allah lainnya, yang intinya mengatakan betapa luar biasanya orang-orang
yang berbuat baik dan menyenangkan orang lain.
Rasulullah SAW. juga banyak sekali bersabda tentang betapa
bahagianya di dunia dan di akhirat orang-orang yang senang berbuat baik dan
menyenangkan orang lain. Seperti beberapa yang hadist yang dikutip berikut ini.
“Setiap perbuatan baik adalah sedekah, diantara perbuatan baik itu
adalah engkau bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri”. (HR. Ahmad
dan Tirmidzi)
“Sesungguhnya setiap
muslim yang member pakaian muslim lain yang telanjang, niscaya Allah akan
memberinya pakaian di surg. Dan setiap muslim yang member makanan muslim
lainnya yang lapar, niscaya Allah akan memberinya makanan dari buah-buahan di surga.
Dan setiap muslim yang memberi minum kepada muslim lainnya yang dahaga, niscaya
Allah akan meberinya minum dengan rahiq makhtum (minuman dari surge)”. (HR.
Abu Daud dan Ahmad)
Dari Abdullah bin Umar
Ra. Bahwasannya Rasulullah SAW. bersabda, “Seorang muslim satu adalah saudara
muslim lainnya, tidak mendzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh). Siapa
saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya.
Siapa saja yang melapangkan kesempitan (saudaranya), maka Allah pasti akan
melapangkan kesempitannya pada hari kiamat. Siapa saja yang menutup (aib) orang
muslim (lainnya), maka Allah akan menutupi (dosa)nya pada hari kiamat”. (HR.
Muttafaqun ‘Alaih)
Masih banyak lagi hadist-hsdist yang menerangkan tentang
keutamaan berbuat baik kepada orang lain. Dari apa yang telah kita dapatkan
ini, intinya adalah mari kita senantiasa berbuat baik, untuk mendapatkan kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Semoga Allah seantiasa menuntun kita menjadi hamba-Nya
yang senang berbuat baik. Aamiin.
No comments:
Post a Comment