Menghitung-hitung amal baik memang tidak dianjurkan, sebagaimana sabda Nabi Saw. "Istiqamahlah kamu dan jangan sekali-kali menghitung-hitung amalmu." (HR. Ahmad). Tetapi jika hitungan itu bertujuan untuk meningkatkan amal ibadah kita, maka hal itu diperbolehkan. Sebagaimana sabda Nabi Saw. yang artinya,
Muhasabah Dalam Shalat
1.
Apakah engkau telah menunaikan kewajiban
shalatmu?
2.
Apakah engkau telah berusaha Bangun sehingga
bisa shalat fajar?
3.
Apakah engkau telah mencoba dengan sekuat
tenagamu agar dapat mengendalikan hatimu dalam shalat?
4.
Apakah engkau telah berusaha agar mampu
melaksanakan shalat di awal waktu?
5.
Apakah engkau telah berusaha mendirikan shalat
lima waktu berjamaah di masjid?
6.
Apakah engkau telah berusaha memerintahkan
shalat kepada orang di sekitarmu baik keluarga atau anak-anakmu?
7.
Apakah engkau yakin atas kebenaran bacaan
al-fatihah dan surat dalam shalatmu?
Muhasabah Dalam Permasalahan Fiqih
1.
Apakah engkau tetap mengikuti orang yang tahu?
2.
Apakah engkau telah menunaikan kewajiban
puasamu?
3.
Apakah engkau telah yakin dengan kebenaran wudhu
dan mandimu?
4.
Apakah engkau selalu bersuci di hari jumat agar
menjadi penghapus dosamu antara dua jumat?
5.
Apakah engkau telah menunaikan kewajiban hajimu,
padahal kondisimu sangat mampu?
6.
Apakah engkau telah menepati kewajiban janji dan
nadzarmu?
7.
Apakah engkau telah memerintahkan yang ma’ruf
dan mencegah yang mungkar sebatas kemampuanmu?
8.
Apakah engkau telah hidup dengan memusuhi
musuh-musuh Allah?
9.
Apakah engkau telah membaca al Quran dengan
penuh ketekuunan?
Muhasabah Dalam Hal Tsaqofah
1.
Apakah engkau mempunyai batasan minimal untuk
mengulang buku-buku fiqih dan tafsir?
2.
Apakah engkau mampu untuk menjaga aqidahmu
ketika dalam perdebatan dan diskusi?
3.
Apakah engkau telah membaca walau dengan sedikit
tentang kehidupan orang-orang yang berilmu?
4.
Apakah engkau memiliki perpustakaan islami walau
kecil di rumahmu?
Muhasabah Dalam Harta
1.
Apakah engkau sudah menunaikan sunnah seperlima
dari hartamu, dengan tetap menjaga kewajibanmu?
2.
Apakah engkau selalu ingat dengan orang-orang
yang memiliki hak dengan kebaikan dan sedekahmu?
3.
Apakah dengan hartamu engkau telah membendung
kezhaliman seorang penguasa?
4.
Apakah harta-hartamu telah engkau simpan di
tempat yang diperbolehkan oleh syar’i?
5.
Apakah engkau telah gunakan hartamu untuk
kebaikan seperti menjamin anak yatim atau yang lainnya?
6.
Apakah engkau pernah memikirkan tentang Shadaqah
jariyah yang terus ada walau setelah engkau mati?
7.
Apakah engkau telah mewariskan hak-hakmu dan
sepertiga hartamu di jalan Allah?
Muhasabah Dalam Kepribadian Individu
1.
Apakah engkau telah memberikan hak kepada
pekerjaan jabatanmu dan usaha jual belimu?
2.
Apakah engkau mampu menepati waktu janjimu?
3.
Apakah dalam dirimu ada sifat kasih atas orang
yang di bawah kekuasaanmu; seperti pembantu atau lainnya?
4.
Apakah cara hidupmu sudah teratur, dan menjauhi
kondisi tidak menentu?
5.
Apakah engkau mampu menjauhi dari tidur yang
melebihi kebutuhan badanmu?
6.
Apakah engkau telah menjauhi dari sifat
berlebihan dalam memenuhi ketampanan dirimu?
7.
Apakah engkau telah menjauhi agar tidak
terperosok ke dalam hal yang tidak bermanfaat bagi dirimu?
8.
Apakah engkau telah mencegah dari bepergian
tanpa punya tujuan atau yang masuk dalam kategori haram?
9.
Apakah engkau telah menjauhi dari tasyabuh
dengan orang yang memusuhi dien ini, dalam perilaku atau berpakaian?
Muhasabah Dalam Sisi Ruhiyah
1.
Apakah engkau telah selalu beristigfar minta
ampun kepadanya,terutama setelah berbuat dosa?
2.
Apakah engkau sudah berusaha maksimal untuk
menepati hak ibadahmu; terutama ketika malam lailatul qadar atau malam jumat?
3.
Apakah engkau mampu meredam nafsu dirimu ketika
dalam kondisi marah?
4.
Apakah engkau merasakan adanya perubahan dalam
ruhiyahmu agar menuju kepada yang lebih baik, yang dapat merubah ketika
bermunajat dalam doamu?
Sumber : ar-risalah – No. 41 / th. 4 Ramadhan – Syawal 1425
/ November 2004 M
No comments:
Post a Comment