PPCBlogger

Bebas Bayar

bebas bayar, pembayaran mudah dan cepat, transaksi online, pembayaran tagihan dan tiket, transfer dana online

BAHLUL


Kisah Khalifah Harun Al Rasyid dan Bahlul

Bahlul, kata itu sering kita gunakan untuk menyebut seseorang yang bodoh atau terbelakang dari yang lain. Namun dari manakah sesungguhnya asal kata tersebut. Berikut adalah kisah antara khalifah Harun Al Rasyid dengan seseorang yang biasa termenung di pekuburan. Kisah ini diambil dari kitab berjudul “Orang-Orang Gila Yang Berakal”

Dikisahkan, sesungguhnya Bahlul adalah seorang yang dikenal sebagai orang gila. Bahlul hidup pada zaman Raja Harun Al-Rasyid (Dinasti Abbasiyah).

Pada suatu hari, Khalifah Harun Al-Rasyid sedang melakukan perjalanan dan kebetulan lewat di sebuah pekuburan. Dan pada saat itu dilihatnya si Bahlul sedang duduk-duduk disana.

Kemudian Raja Harun Al-Rasyid menyapa kepada si Bahlul, "Wahai Bahlul, kapan kamu akan berakal?"

Mendengar ucapan khalifah tersebut, Bahlul beranjak dari tempatnya duduk dan naik keatas pohon, lalu dia memanggil Raja Harun Al-Rasyid dengan sekuat suaranya dari atas pohon, " Wahai Khalifah Harun yang gila, kapan engkau akan sadar?"

Maka sang Raja menghampiri pohon dimana Bahlul ada di atasnya dengan menunggangi kudanya dan berkata : "Siapa yang gila wahai Bahlul, aku atau engkau yg selalu duduk di kuburan begitu?"

Kemudian Bahlul berkata, "Aku berakal dan engkaulah yang gila"

Raja Harun Al Rasyid terheran dengan jawaban Bahlul, "Bagaimana itu bisa terjadi?" tanya Raja kepada Bahlul.

"Karena aku tahu bahwa istanamu akan hancur dan kuburan ini akan tetap ada, maka aku memakmurkan kubur sebelum istana. Dan engkau memakmurkan istanamu dan menghancurkan kuburmu. Sampai - sampai engkau takut untuk dipindahkan dari istanamu ke kuburanmu, padahal engkau tahu bahwa kamu pasti masuk ke dalam kubur. Maka katakan wahai Harun siapa yang gila di antara kita ?” jawab Bahlul kepada Raja dengan tenang.

Mendengar jawaban itu, bergetarlah hati sang Khalifah, lalu menangis dengan tangisan yang air matanya sampai membasahi jenggotnya. Lalu Harun berkata, "Demi ALLAH engkau yang benar, tambahkan nasehatmu untukku wahai Bahlul".

"Cukup bagimu Al-Qur'an maka jadikanlah pedoman" jawab Bahlul.

Khalifah Harun memberikan tawaran kepada Bahlul, "Apa engkau memiliki permintaan wahai Bahlul ? Aku akan memenuhinya".

Bahlul menjawab "Iya aku punya 3 permintaan, jika engkau bisa memenuhi aku akan berterima kasih padamu".

"Mintalah..." jawab Sang Raja.

“Pertama, tambahkan umurku". Pinta Bahlul.

Raja Harun terkejut dan menjawab, "Aku tak mampu"

“Kalau begitu, Jaga aku dari Malaikat maut". Bahlul melanjutkan permintaan keduanya.

"Aku tak mampu" Harun menjawabnya.

Kemudian Bahlum melanjutkan permintaan ketiga, "Masukkan aku ke dalam surga dan jauhkan aku dari api Neraka".

Lagi-lagi Harun menjawab, "Aku tak mampu".

Lalu Bahlul kembali berkata kepada sang Khalifah Harun Al Rasyid, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau dimiliki (seorang hamba) dan bukan pemilik (Tuhan), maka aku tidak perlu padamu".

Demikianlah kisah Khalifah Raja Harun Al Rasyid dengan seorang Bahlul yang justru memberinya banyak sekali nasihat kepada sang Khalifah. Semoga bisa memberikan pemahaman kepada kita, bahwa sesungguhnya ilmu dan nasihat bisa datang dari siapa saja, tak terkecuali dari orang sering kita anggap gila.

Kisah ini dikutip dari kitab yang berjudul عقلاء ﺍﻟﻤﺠﺎﻧﻴﻦ  "Orang-orang Gila Yang Berakal"

Sedangkan kita sering kali menggunakan perkataan “Bahlul” untuk mengatakan seseorang itu bodoh atau gila, sedangkan sesungguhnya ia adalah merupakan nama Ulama yang hebat.

wallahualam bisshowab.


No comments:

Post a Comment